Memikirkan alunan sebuah nada yang terus terngiang
Terus tak berhenti
Tak tertahan lagi
Mungkin sudah bosan
Tapi seperti tak ada pilihan
Mataku bukan mata punya mu
Aku melihat apa yang ingin ku lihat
Aku tak ingin melihat apa yang ingin kau tatap
Tersadar bahwa hatiku tak ada isinya
Aku tak ingin melihat kekosongan hatiku itu tapi tak ada pilihan
Rela ku untuk pergi membawa harapan tak ada guna
Melepaskan sejuta untaian yang seharusnya terjalin hingga kini
Waktu mulai kehabisan detik dan menitnya
Tak mamp berputar hingga harus berhenti dan terdiam
Tak ada pilihan
Hanyalah rintik hujan yang berani muncul di hadapan jiwa sepi ini
Menambah kebisuan hati yang tak ingin untuk berbincang
Bintang-bintang pun pergi menjauh meninggalkan ragaku
Semua perlahan mencoba menerkam dari depan dan belakang
Tak ada kesempatan lagi untuk lari
Jika lari hujan menerkam dan ku basah
Tak ada pilihan selain bergeming di kegelapan
Kobaran hati itu telah terpadamkan sedikit demi sedikit
Sendiri mengobati sakitnya
Perih mencoba menahan derita
Jika memang sang malaikat belum membunyikan lonceng di atas awan
Aku akan memilih menghentikan semua usaha yang sia-sia ini
Berlari-lari mengelilingi hutan dan pasar
Tetep saja tak meruntuhkan hatiku yang sepi dan merasa sendiri dimanapun aku berada
Cinta nya telah menjauh meninggalkan segala
Pasrahkan semua kepada tinta dan secarik kertas
Biarkan semuanya mengambang dan terombang tak tentu
Mengalir dari dasar sanubari hingga puncak rohani
Tertumpu letih dan lelah itu pada satu sisi
Hanya menjadi sebuah patung dalam hati
Teraba tanpa ada kata-kata
Akhirnya semuapun kembali seperti semula
Namun tetap saja tak ada arti
Semua yang kembali bukanlah mauku
Bukan juga mau hatiku yang terluka karena dirimu
Bukan juga untuk jiwaku yang kosong tak ada isi
Bukan juga karena raga ini yang mulai melemah karena terabaikan
Semua karena takdir dari sang maha kuasa yang mengendalikanku beserta semesta
No comments:
Post a Comment