Senin, 18 Mei 2009

Pesan Untuk Bunda


Pesan Untuk Bunda

Bunda..
Bunda sadar atau tidak Ananda sudah beranjak dewasa..
Ananda tahu masalah yang ada di keluarga kita..
Ananda hanya bisa lepas tangan tentang masalah ini..
Mungkin ini cobaan dari yang kuasa..

Tapi Ananda sebagai anak hanya bisa bersedih melihat perpecahan ini..
Mungkin semua ini telah terjadi sewaktu Ananda kecil..
Tapi sedari kecil pun Ananda tahu..
Keluarga kita akan menjadi seperti itu..
Ananda malu dengan teman-teman ananda..
Tapi apalah yang bisa Ananda perbuat..
Tak ada..

Ananda mengerti penderitaan Bunda yang selama ini rasakan..
Karena tanpa sadar Anan da menjadi seperti Bunda..
Ananda tidak bisa melihat yang tersakiti..

Ananda sungguh menyesali perbuatan Ayah pada Bunda..

Sekarang Ananda disini..
Dihadapan Bunda..
Harap Bunda bisa membacanya..

Ananda sayang sekali pada Bunda..
Tapi mengapa Bunda kerap kali melarang Ananda ini itu..?
Termasuk mewujudkan mimpi Ananda..
Bunda seandainya Ayah mengerti perasaan Bunda..
Mungkin ayah sudah berubah kini..

Bunda maafkanlah Ayah..
Karena setahu Ananda..
Memaafkan lah yang terbaik..
Bunda juga pernah bilang pada Ananda..
“ALLAH saja mau memaafkan orang yang dosanya melebihi bumi ini.. mengapa manusia tidak bisa..?”

Ananda disini bahagia..
Kakak-kakak merawat Ananda dengan baik..
Kakak-kakak juga sangat merindukan Bunda..

Bunda..
Ananda sangat merindukan kasih mu..
Ananda sangat tak bisa melepaskan mu Bunda pergi begitu saja..

Apa Bunda tahu waktu itu?
Waktu raga Bunda diangkat dan dibawa menuju ke rumah abadi ini..
Siapa yang tidak menangis?
Ananda..

Ananda tidak ingin menangis di depan Bunda..
Ananda malu kepada jiwa Bunda yang masih berada di sekitar sana..
Tapi apa Bunda tahu..
Ketika raga Bunda memasuki rumah abadi..
Air mata yang Ananda tahan bobol..
Ananda tak dapat menahan haru nya kala itu..
Ananda sungguh sakit parah..
Ananda ingin pergi saja se[ertinya..
Tapi ALLAH tak suka dengan orang yang berputus asa..
Hati Ananda ketika itu tercabik-cabik..
Kecewa pada Ayah dan semuanya..

Ananda tidak tahu apa yang harus Ananda lakukan..
Ananda telah banyak kehilangan yang Ananda sayang..
Ananda sungguh tak bisa menerima semua ini begitu saja..
Tapi nasi telah menjadi bubur..
Semuanya telah melebur..

Bunda..
Terimakasih telah mau bersusah payah melahirkan Ananda..
Terimakasih telah membesarkan Ananda hingga kini..
Terimakasih telah memuji Ananda disaat semua orang mencerca Ananda..
Terimakasih telah membasuh jiwa Ananda yang sepi dan sendiri..
Terimakasih atas perhatian kecil Bunda..
Maaf kan ananda..
Jika hanya surat ini yang dapat Ananda hantarkan ke hadapan Bunda..
Tiada kembang Tujuh rupa ataupun air mawar..
Ananda akan selalu ingat dan sayang Bunda.

Tidak ada komentar: