Terasa duka dan suka disaat bersama
Menjawab setiap panggilan yang terlupakan
Memasukkan setiap masukan yang harus di keluarkan
Mengecawakan rasanya
Melampiaskan segala kebodohan
Mendung dengan kehati-hatian
Nyala terang lampu sudah tak seperti kemarin
Mulai sedikit menurun kadar cahaya nya
Langit yang putih berawan tetap diangkasa
Tetap menyembunyikan langit biru yang luas ku
Tanah bergejolak hingga bertolak
Terhisaplah bagai pasir tak terurut
Menyapa daun-daun yang mengering sekering dahaga yang tak dapat terlampiaskan
Menjadikan setiap tetesan air mata sebagai siraman daun-daun mongering
Menaruh asa di sudut sana
Menutup mata tak ingin melihat semua nya berakhir dengan sempurna
Tertahan tanpa air mata
Tertahan tanpa terbata
Langkah menjadi merana
Di hadapan seorang hanya terpantul sebuah dusta
Tak bias lama ku menahan basah luka yang menjadi setengah busuk
Mana mungkin aku menyihir semua keadaan ini
Bila suatu hari nanti terpejam selamanya membuktikan keputusan
Satu yang pasti adalah ingkar
Mengalah selalu menjadi masalah hingga terbawa
Akhirnya memilih jalan yang berliku dan tajam agar segera selesai pada tujuan
Dibanding memilih jalan sepi yang lurus namun lama sampai pada tujuan
Tak tahan lagi rasanya
Kelihat cahaya di mata yang meredup
Kapankah keruh dari mata ini lenyap
Seandainya embun bagi dapat memudarkan nya
Tak dapat menhan sepi dalam rongga hati
Tak dapat menahan hari yang berhenti
Menahan tangisan yang telah meitik pada relung jiwa
Tuhan belum menjawab semua mau ku
Tuhan belum memaafkan hatiku
Tuhan belum menerima jiwaku
Tuhan masih membisu