Kamis, 02 Februari 2012

Cahaya Hati By. Opick

Allah dekat, penuh kasih sayang
Allah takkan pernah membiarkan hambanya menangis
Karena kemurahan dan kasih sayang nya


Hanya bila dirimu ingin menyatakan cinta pada jiwa yang rela menjadi kekasihmu
Allah selalu terjaga dan memberi segala


Allah Yang Maha Pemurah
Allah Yang Maha Pengasih
Allah Yang Maha Penyayang
Allah Yang Maha Pengampun
Allah Cahaya hati ku


Setiap nafas, waktu dan doa semua memuji mu dan menyebut asma mu ya Allah ya Tuhanku


Allah Yang Maha Pemurah
Allah Yang Maha Pengasih
Allah Yang Maha Penyayang
Allah Yang Maha Pengampun
Allah Cahaya hati ku

Seluruh makhluk bergantung segala padamu
Seluruh makhluk bersujud semesta untukmu
Setiap wajah mendamba cinta mu dan cahaya mu

Allah Yang Maha Pemurah
Allah Yang Maha Pengasih
Allah Yang Maha Penyayang
Allah Yang Maha Pengampun
Allah Cahaya hati ku

Ya Allah terangi lah hati dan pikiran ku
Ya Allah jadikan lah cinta ku kekal untukmu satu
Ya Allah berikanlah aku satu kehidupan tanpa kesia-siaan
Ya Allah jangan luput pandanganmu dari diriku
Ya Allah kuatkan lah aku untuk menunggu satu cinta dari mu

Terimakasih ya Allah S.W.T atas hari ini, esok dan kemarin

Aku mencintainya ya Allah
berikanlah rahmat dan restu mu pada ikatan yang semakin jauh ini agar kami menjadi dekat

Rabu, 01 Februari 2012

Rasa

Rasa ini melekat erat seperti duri tajam yang menusuk menembus daging tubuhku. Berpura-pura tak merasakan sakit sesungguhnya pedih hingga ke puncak kepala tiada terkira. Berusaha untuk menguatkan hati dan menegarkan diri. Tak bisa, aku kalah pada rasa.

Dia tak pernah mau merasakan sakit namun dia membuat luka di dada. Dia tak pernah ingin mendengarkan embun yang jatuh kala subuh namun dia selalu tertawa. Dia enggan membuka kedua matanya namun dia selalu menulis tentang cinta. Dia malas menyentuh jemarinya yang lain namun dia menusukkan duri itu dalam. Dia seolah lumpuh namun dia berpesta tiada henti.

Entah apakah dia memiliki rasa seperti yang ku rasa.
Ku selalu merasa aku yang salah dan dia selalu berpikir segala yang dia lakukan benar tanpa cela dan noda.
Masihkah rasa itu melekat pada dinding daging dan hati mu?
Manusiakah kamu?

Tentang rasa dan beribu tanya
Tentang hati dan berjuta sepi
Tentang cinta dan satu mimpi

Lambat laun waktu akan berhenti tepat saat akhir nanti
Dimana ku tak dapat lagi merasakan luka ku
Tak pernah mewujudkan satu mimpi ku untuk bersama mu
Tak mau mengakhiri rasa ini namun pasti akan berakhir dengan caranya sendiri

The one that got away

Aku merasa pendekatan yang ada yang semestinya dekat kini menjadi sangat jauh. Berbanding terbalik tepatnya. Entah sebab muasal nya aku tak mengerti. Tidak ada pembicaraan namun semua tiba-tiba seakan dia perlahan menjauh dari pantai ku dan mungkin akan surut airnya hingga ke dasar. Dan akhirnya lenyap ditelan bumi.

Mengertikah kamu?
The one that got away

Masalah ini berakar hingga mengikat raga ku kuat. Terbelenggu hingga seperti keledai dungu. Melewati setiap hari tanpa mu bukan ingin ku. Sejenak ku rebahkan mata penuh air mata di atas sajadah lusuh yang selalu tumpah ruah akan kisahku.

Menyakitkan
Memang sungguh sakit. Terluka. Namun aku bisa apa? Untuk membuatmu bahagia saja tidak. Merengkuh arti dari setiap detik ke hari pun seakan enggan. Aku bukan mereka berpura-pura dalam keanggunan nya. Aku memiliki pribadi di alam sadar ku yang tak ingin sekalipun berpura-pura. Rasa sakit yang kudapat setelah apa yang kita lakukan bersama. Mengenang itu seperti aku tenggelam dalam kesepian yang tak berujung atau menelan sebuah pil kesedihan yang larut dalam kehidupanku.

Semua telah hancur lebur. Mataku sembab bekas air pilu dari memori seberkas kisah yang telah lalu. Kisah yang menurutku tak pantas untuk kuingat namun apalah daya aku hanya manusia biasa dan aku terlalu mudah larut dan tenggelam pada ke galau an hati. Rumit namun biarkanlah aku yang mengalah karena aku selalu kalah. Biarkan ku sendiri berdiri tanpamu. Walau aku tau aku takkan bisa melakukan itu. Namun aku akan menunggu hingga tiba hari dimana kita akan bertemu entah di penghakiman pada hari akhir nanti atau disaat engkau menikah nanti.

Mencintaimu.
Ya aku sungguh mencintaimu. Aku takkan mampu melukaimu. Aku takkan mau untuk membunuh cinta ini. Aku takkan bisa melupakan segala kenangan yang ada. Aku tak ingin yang lain cinta ini memilih mu. Cinta ku meluap dan semakin membesar padamu. Bahkan hingga di hari kamu membuat ku bersedih. Menjadikanku seperti tiada arti. Membuangku perlahan tapi pasti, enggan tapi akhirnya aku tersingkir jauh dari kehidupan ini.

Kebahagiaan itu bukan aku yang menciptakan nya. Tapi kita. Kita ciptakan bahagia kita. Kita ciptakan pelangi kehidupan kita. Kita ciptakan bintang yang menyinari kita. Kita bukan aku. Aku takkan bisa melakukan semuanya sendiri. Hanya denganmu lah aku tenang. Hanya dirimu mampu membuat hati nyaman. Hanya jiwamu yang bersedia membasuh luka masa lalu yang selalu menjadi mimpi buruk bagiku. Dan hanya cintamu yang selalu menguatkan ku.

Kau telah menggenggam hati ini erat.
Pelukmu adalah penawarku.

Ku takkan bisa melakukan semua tanpa dirimu disisiku. Ku takkan sanggup melewati waktu tanpamu. Akankah aku bisa menyentuhmu untuk yang kesekian kalinya? Kapankah hari itu? Izinkan aku menanti terjadinya hari itu ya Allah. Hati ini hanyalah milikmu sampai kapanpun tetap untukmu meski pilihan selalu ada namun takkan kulepas cinta ini. Walau harus menjadi penantian panjang biarlah waktuku habis dalam penantian ini. Tak banyak berharap dari penantian ini. Semoga aku hanya tak kembali sakit setelah sadar kau tak kunjung terlihat kembali. Aku tak pernah sekalipun menyesal telah jatuh hati.

Satu yang kuminta di awal Februari ini, aku hanya ingin bahagia bersamamu. Mengertimu. Dan mencintaimu.